Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
Belum Hadir
brajagemilang.id
Menjelang perayaan hari raya Nyepi Tahun Saka 1944,umat Hindu di Desa Braja Gemilang menggelar pawai ogoh-ogoh Rabu (2/3/2022).
Perayaan hari raya Nyepi tentu saja tidak asing ditelinga masyarakat di Indonesia khususnya yang beragama Hindu dikarenakan perayaan Nyepi merupakan perayaan memperingati tahun baru saka.Hari raya Nyepi juga identik dengan perayaan yang dilakukan dengan kondisi yang tenang dan damai dan juga tanpa adanya aliran listrik.Namun masih banyak yang tidak tahu bahwa menjelang perayaan hari raya Nyepi terdapat perayaan ogoh-ogoh yang menghiasi.
Apa itu Ogoh-ogoh.?
Ogoh-ogoh merupakan perayaan yang digambarkan dengan patung raksasa sebagai simbul yang mempunyai sifat buruk dan kejahatan pada kehidupan manusia.Ogoh-ogoh sendiri pada tata cara Bali melambangkan BHUTA KALA yang berdasarkan ajaran Hindu sebagai simbol kehancuran atau hal buruk yang dipercaya dapat mengganggu kehidupan manusia.Patung-patung tersebut juga dibuat menggunakan bahan yang sangat mudah terbakar.
Pada malam hari menjelang perayaan hari raya Nyepi,patung-patung tersebut dibakar sebagai tanda mengusir atau membersihkan dari keburukan atau kehancuran tersebut.Selain digunakan sebagai ritual yang sakral tradisi ogoh-ogoh juga sebagai wadah untuk masyarakat desa Braja Gemilang khususnya kalangan generasi muda untuk menyalurkan ide serta kreativitas melalui pembuatan patung Ogoh-ogoh.
Proses pembuatan patung ogoh-ogoh sendiri dapat memakan waktu hingga satu bulan lamanya.Proses ini juga dinilai sangat berkontribusi dalam mempererat ikatan antar masyarakat Hindu Desa Braja Gemilang dikarenakan proses pembuatannya membutuhkan tenaga lebih dari 1 orang kemudian setelah patung tersebut jadi patung tersebut akan diangkat bersama-sama dalam menghadiri tradisi pawai ogoh-ogoh yang di mana patung tersebut sangatlah berat dan diperlukan 2 sampai 4 orang bahkan puluhan orang untuk mengangkat patung ogoh-ogoh tersebut. hal ini yang menimbulkan sikap kerjasama dan gotong royong antar warga.
Terkait kegiatan tersebut Plt. Kepala Desa Braja Gemilang Agus Wahyono sangat mengapresiasi karena,kegiatan ini dilakukan dengan protokol kesehatan dimana masa pandemi seperti ini.Di Braja Gemilang ini ada 3 agama yang berdampingan (Islam,Khatolik dan Hindu) yang sejak dulu Alhamdulillah hidup rukun tidak pernah ada konflik. Agus pun menjelaskan nilai Pancasila yang ada dalam tradisi Ogoh-ogoh.
"Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia yang menjadi pedoman untuk masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.Nilai Pancasila yang terkandung dalam tradisi ogoh-ogoh waktu hari raya Nyepi merupakan sila ketiga yaitu persatuan Indonesia.Makna berdasarkan sila ke-3 yang di lambangkan dengan pohon beringin ini mempunyai arti menjadi tempat berteduh sebagaimana digambarkan menggunakan akar yang menjulur ke bawah."
"Tempat berteduh yang dimaksud ditujukan menjadi tempat dimana warga bisa merasa aman yang selaras dengan hal itu di mana Pancasila menjadi dasar negara berfungsi menjadi tempat para masyarakat Indonesia untuk berlindung. Pohon beringin mempunyai akar yang kuat yang dimana mendeskripsikan persatuan Indonesia serta akar-akar yang ada pada pohon mendeskripsikan keberagaman suku,keturunan,agama dan perbedaan lainnya di tengah Masyarakat Desa Braja Gemilang.Sehingga sila ini melambangkan persatuan diatas keberagaman serta perbedaan yang terdapat pada Desa Braja Gemilang pungkasnya".(AW)
Kecamatan Braja Selebah
Kabupaten Lampung Timur - Lampung
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
TOTAL
Kirim Komentar